we shouldn’t know each other, i shouldn’t let u in.

matahari ragu-ragu mengumpat dalam telisik gemuruh sorai hiruk pikuk ibukota. kemarin malam telah di proklamirkannya sebuah fakta yang terkubur oleh kegembiraan pribadi yang telah menemukan senyam nyaman dan pengharapan kasih akan seseorang yang telah berhasil membantunya melupakan getir pahit pada sebuah pengharapan yang dulu.

sebuah pernyataan yang  meruntuhkan semuanya. langit di kepalanya. meloloskan derai sungai di pelupuk penglihatan. membuka luka serta sesak yang masih meradang. maaf terkesan hiperbola dan berlebihan. hanya mencoba jujur.

tanpa sengaja sebuah hati ku lukai. tanpa sengaja dan sadar telah di pupuknya begitu besar harap. waktu yang tidak tepat. atau keterlambatan? terlalu lama ia sembunyikan kepahitan. 

namun sudah begitu jauh, begitu mulia perasaan yang tumbuh. sebab ada fikir ia penawar luka akan kepahitan yang lalu. alih-alih terobati, malah di dapat luka baru. menangisi diam-diam kemalangan diri. dipaksanya hati untuk mengikhlaskan. membohongi perasaan yang terlanjur mega. memendam keegoisan. 

semoga lekas sembuh. 

ucap ku, pada ku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22, please be nice to me. I beg u.

In All The Hurly-Burly : ‘Please, Stay Sane.’

boleh beri pinjam?