rekah, merekah.

dalam buai lembut, mata teduh penuh kasih.
rangkum hadirnya membawa hangat.
kerut wajah yang berarti, telah melewati fase pasang surut kehidupan.
senyum indah bahagianya menjanjikan surga.

pelihara lah maka dunia akan bersamamu, memeluk.

terimakasih untuk selalu ada, untuk senantiasa mencurah hal-hal baik dan kasih...
untuk setiap pujian dan kalimat-kalimat ajaib, 
bahkan saat keadaan jauh dari kata baik.
bahkan saat dinding terkuat ku runtuh, asa yang tenggelam. 
mendorong jauh jatuh ke dalam lubang hampa tak berhuni, tak bertuan.
dingin dan asing.

syukurku untuk hadirmu, 
memberitahu tentang segalanya;
yang menetap dan sementara, 
yang fana dan nyata, 
yang hilang dan kemudian berganti.

merangkak, berdiri, berjalan lalu kemudian berlari. 
entah seberduri dan securam apa medan yang ditempuh, bertahan lah.
menghapus segala keraguan.

berproses, mendewasa.

memahami bahwa tidak semua di dunia memiliki alasan atas keberadaanya,
terkadang hanya nyata untuk sekedar diindahkan kehadirannya.

pada intinya ini hanya sebuah awalan,
untuk sebuah perjalanan panjang dan akhir yang tak pernah menjanjikan apa-apa.

untuk sebuah paragraf akhir penuh teka-teki,

untuk rangkum cerita yang sejatinya mengantarkan apapun yang hidup dan bernafas, akan kembalinya pada yang Esa.

ini adalah perihal bagaimana menjadi baik dan berguna selagi kesatuan organ dalam raga masih bekerja sebagaimana semestinya. 

bagaimana untuk tetap merasa hidup, untuk dapat merasakan apa yang harus dirasakan, tanpa ragu akan sebuah rasa sakit, sebuah pelajaran yang memanusiakan seorang manusia.

tetaplah tumbuh untuk merekah.

Jakarta, 9th May 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22, please be nice to me. I beg u.

In All The Hurly-Burly : ‘Please, Stay Sane.’

boleh beri pinjam?