kemudian, mati.
hari ini mau kopi apa teh? tapi jangan memohon untuk ku seduhkan dua-duanya. sapu halaman belakang dengan sapu lidi. jangan lupa airi daun telo-telo di pekarangan. hari ini awan berserakan seolah dihempaskan begitu saja dari atas. matahari menyelinap masuk dari setiap selanya. katanya sudah ada janji dengan pohon beringin di ujung lapangan untuk membantunya berfotosintesis. degup jantung dan kedut nadi sudah digariskan-Nya begitu, mengatur bimbang dan segala perhitungan perputaran bulan pada bumi yang saling mengagumi dalam diam, saling menatap tanpa kata, tenggelam dan larut dalam inti satu sama lain. lukisan di dinding mu kemudian menghantarkan debu dari atap lalu setelahnya jatuh dan tertiup angin kosong. tanpa sarat, tanpa arti, tanpa ada niat ingin menyalahkan. dan apa arti kita yang dulu, jika sekarang semua sudah begitu berbalik arah. sedikit demi sedikit, penuh kepastian menghantarkan pada ruang hampa nun senyap. terlampau buram, cahayanya sudah temaram lalu...